Apa yang dia lakukan untuk mengubah nasib? Nilai apa saja yang bisa kita ambil dari perjalanan perempuan yang sudah mengumpulkan kekayaan melebihi Donald Trump dan Oprah Winfrey ini? Yuk, coba kita lihat bersama.
Zhang Xin dan keluarga akhirnya kembali ke Beijing saat Xin berumur 8 tahun. Ibu Zhang Xin bekerja sebagai penerjemah. Walau memiliki pekerjaan, ia digaji dengan sangat kecil. Xin semasa kanak-kanak hidup dalam kemiskinan. Dia tidur di atas meja kerja ibunya. Mereka tidak mampu menyewa rumah, hingga terpaksa tidur di kantor dan memanfaatkan buku sebagai bantal.
Keadaan di Hongkong ternyata tidak lebih baik dari Beijing. Dua orang wanita ini terpaksa bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan manufaktur. Tugas Xin adalah merangkai mainan dan berbagai alat rumah tangga sederhana.
Setelah cukup mengumpulkan uang, Zhang Xin membeli tiket sekali jalan ke London. Ia nekat pergi demi bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Tanpa bisa berbahasa Inggris sama sekali, Xin mencoba mendapatkan pekerjaan. Ia akhirnya diterima di sebuah kedai fish and chips.
Sembari bekerja, Xin mendaftarkan diri di sebuah kursus Bahasa Inggris.
Namun panggilan hatinya mengatakan bahwa pekerjaan itu tidak cocok untuknya. Ia memutuskan untuk kembali ke Cina dengan idealisme ingin membuat perekonomian Cina menjadi lebih terbuka. Sebelum kembali ke Cina takdir membawa Xin bertemu dengan Pan Shiyi yang kemudian menjadi suaminya.
Pan memiliki idealisme yang sama dengan Xin. Ia ingin mengembangkan perekonomian Cina lewat jalan membangun real estate. Diawal hubungan mereka, Pan mengajak Xin melihat sebuah konstruksi real estate dan mengatakan bahwa ia akan mengubah Beijing menjadi Manhattan. Xing hanya menertawakan perkataan Pan itu.
Pada tahun 2013 Zhang masuk sebagai salah satu dari 24 wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes. Dari majalah yang sama, ia juga menjadi salah satu dari 10 wanita wirausaha paling berpengaruh yang memulai usahanya dari 0. Walau sekarang kekayaannya sudah melebihi Oprah, Donald Trump dan bahkan ratu Inggris sekalipun Zhang Xin tetap bertahan pada gaya hidupnya yang sederhana.
Jadi kamu yang baru merintis start up company dan udah ngeluh mati-matian karena peraturan blokir internet Indonesia yang gak masuk akal, boleh minta sedikit malunya?
Keluar dari zona nyaman akan memunculkan rasa ingin berjuang yang selama ini bisa jadi belum keluar darimu. Kalau kamu gak pernah pergi dan mendobrak rasa takut itu, ya kapan dirimu mau maju?
Kalau kata Tan Malaka,
Ia tidak memiliki tas Prada seperti kebanyakan sosialita, tidak heboh menggunakan pemulas wajah, dan aksesoris termahalnya adalah gelang emas di lengan. Ia bahkan menolak untuk terbang di penerbangan kelas satu.
Lahir dan Besar Di Tengah Revolusi Budaya Cina
Zhang Xin yang kini berusia 47 tahun lahir dan besar dalam masa revolusi kebudayaan Mao Zedong. Dalam dekade tersebut, Mao ingin membentuk kembali Cina sesuai gayanya. Ia menyingkirkan kalangan terpelajar dan mereka yang dianggap kapitalis. Orang tua Zhang Xin memiliki gelar universitas sehingga dianggap berbahaya bagi negara. Mereka dianggap “musuh negara” serta wajib mengikuti pendidikan ulang di camp yang dibentuk oleh pemerintah.Zhang Xin dan keluarga akhirnya kembali ke Beijing saat Xin berumur 8 tahun. Ibu Zhang Xin bekerja sebagai penerjemah. Walau memiliki pekerjaan, ia digaji dengan sangat kecil. Xin semasa kanak-kanak hidup dalam kemiskinan. Dia tidur di atas meja kerja ibunya. Mereka tidak mampu menyewa rumah, hingga terpaksa tidur di kantor dan memanfaatkan buku sebagai bantal.
Merantau Jadi Pintu Gerbang Perubahan Nasib
Di usianya yang baru menginjak 14 tahun, Xin pindah ke Hongkong bersama sang ibu. Tujuan mereka pindah memang untuk mengumpulkan uang agar Xin bisa bersekolah.Keadaan di Hongkong ternyata tidak lebih baik dari Beijing. Dua orang wanita ini terpaksa bekerja sebagai buruh di sebuah perusahaan manufaktur. Tugas Xin adalah merangkai mainan dan berbagai alat rumah tangga sederhana.
Setelah cukup mengumpulkan uang, Zhang Xin membeli tiket sekali jalan ke London. Ia nekat pergi demi bisa mendapatkan kesempatan yang lebih baik. Tanpa bisa berbahasa Inggris sama sekali, Xin mencoba mendapatkan pekerjaan. Ia akhirnya diterima di sebuah kedai fish and chips.
Sembari bekerja, Xin mendaftarkan diri di sebuah kursus Bahasa Inggris.
Mendapat Beasiswa dan Memutuskan Kembali Ke Cina
Kursus Bahasa Inggris tersebut membukakan jalan bagi Xin untuk mendapatkan beasiswa di University of Sussex, Inggris. Tidak cukup hanya sampai gelar sarjana, Xin juga mendapatkan beasiswa untuk program Master di Cambridge University. Setelah mendapatkan gelar S2 di Ilmu Ekonomi, Xin mendapatkan pekerjaan impian di Goldman Sachs.Namun panggilan hatinya mengatakan bahwa pekerjaan itu tidak cocok untuknya. Ia memutuskan untuk kembali ke Cina dengan idealisme ingin membuat perekonomian Cina menjadi lebih terbuka. Sebelum kembali ke Cina takdir membawa Xin bertemu dengan Pan Shiyi yang kemudian menjadi suaminya.
Pan memiliki idealisme yang sama dengan Xin. Ia ingin mengembangkan perekonomian Cina lewat jalan membangun real estate. Diawal hubungan mereka, Pan mengajak Xin melihat sebuah konstruksi real estate dan mengatakan bahwa ia akan mengubah Beijing menjadi Manhattan. Xing hanya menertawakan perkataan Pan itu.
Menjadi Salah Satu Wanita Perubah Cina Lewat SOHO
Zhang Xin dan Pan Shiyi mendirikan perusahaan pengembang real estate SOHO pada 1995. Hingga saat ini mereka sudah mengembangkan lebih dari 56 miliar meter tanah di Cina dan menyulapnya menjadi bangunan real estate.
Pada tahun 2013 Zhang masuk sebagai salah satu dari 24 wanita paling berpengaruh di dunia versi majalah Forbes. Dari majalah yang sama, ia juga menjadi salah satu dari 10 wanita wirausaha paling berpengaruh yang memulai usahanya dari 0. Walau sekarang kekayaannya sudah melebihi Oprah, Donald Trump dan bahkan ratu Inggris sekalipun Zhang Xin tetap bertahan pada gaya hidupnya yang sederhana.
Tips Sukses yang Bisa Kamu Ambil Dari Perjalanan Zhang Xin
1. Kalau kamu punya niat, peraturan apapun tidak bisa menghalangimu
Zhang Xin membuktikan bahwa dia yang lahir di negara seketat Cina pun mampu mendobrak semua batasan agar bisa mencapai kesuksesan. Saat keluarganya disingkirkan, ia memilih pindah ke Hongkong. Ketika Hongkong tidak memberikan harapan, ia memutuskan untuk hijrah ke London. Semua bisa dihadapi asal punya niat yang kuat.Jadi kamu yang baru merintis start up company dan udah ngeluh mati-matian karena peraturan blokir internet Indonesia yang gak masuk akal, boleh minta sedikit malunya?
2. Pergilah dan Tantang Dirimu
Pergilah, merantaulah. Keluar dari tempat dimana kamu selama ini tumbuh dengan nyaman. Sepanjang hidupnya, berpindah tempat tinggal jadi hal yang sangat akrab bagi Zhang Xin. Ia bahkan nekat pergi ke London tanpa punya kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris.Keluar dari zona nyaman akan memunculkan rasa ingin berjuang yang selama ini bisa jadi belum keluar darimu. Kalau kamu gak pernah pergi dan mendobrak rasa takut itu, ya kapan dirimu mau maju?
3. Punya Idealisme Itu Penting
Walau mendapatkan pekerjaan impian di Goldman Sachs, Zhang Xin tidak begitu saja terlena pada jabatan dan besarnya gaji yang bisa didapat. Ia justru ingin kembali mengejar idealismenya untuk membuat perekonomian Cina lebih terbuka.Kalau kata Tan Malaka,
“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”Pada akhirnya yang membedakan orang sukses yang cuma mengejar kekayaan dan mereka yang sukses karena mengikuti panggilan hati adalah hal mendasar ini. Bagaimana kamu bisa mewujudkan idealisme dalam perilaku dan keputusan hidupmu.
4. Tetap Sederhana
Walau sudah jadi salah satu wanita paling kaya di dunia, Xin tetap berpenampilan sederhana. Dalam wawancara dengan Daily Telegraph dipaparkan bagaimana tetap rendah hatinya wanita ini.Ia tidak memiliki tas Prada seperti kebanyakan sosialita, tidak heboh menggunakan pemulas wajah, dan aksesoris termahalnya adalah gelang emas di lengan. Ia bahkan menolak untuk terbang di penerbangan kelas satu.
“Ini bukan tentang mampu atau tidak. Tapi lebih ke pilihan. Saat aku melihat berapa penghasilan pengasuh anakku, aku berpikir yah terbang dengan kelas bisnis saja sudah cukup.”Zhang Xin juga tetap mengajarkan pada kedua anaknya pentingnya kesederhanaan. Ia ingin putra-putranya tumbuh normal. Dia tidak keberatan mendorong mereka untuk kerja paruh waktu di gerai fast food agar punya pengalaman kerja seperti remaja kebanyakan.
5. Tetap Milikilah Kehidupan Di Luar Pekerjaan
Zhang Xin membuktikan bahwa kesuksesan bisa sejalan dengan kehidupan personal yang tertata. Walau super sibuk, Xin selalu menyempatkan untuk sarapan, makan malam dan menghabiskan akhir pekan bersama putra dan suaminya.“Selama aku tidak bepergian, aku selalu memberikan waktuku untuk keluarga. Kami pergi ke pertandingan sepak bola, aku membantu mereka mengerjakan PR. Aku sangat suka melakukan hal itu. Ini juga membuatku sadar kalau kehidupan lebih besar dari sekedar kerja, kerja, dan kerja.”